Sunday, October 23, 2016

Transkrip sambutan ayahanda KH. Hasan Abdullah Sahal PG 690

Transkrip sambutan ayahanda KH. Hasan Abdullah Sahal pada acara pagelaran seni panggung gembira 690

Alhamdulillahi robbil aalamiin, wal 'aaqibatu lil muttaqin. Wala 'udwaana illa ala dholimin. Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarikalah, ilahul awwalin wal akhirin, wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rosuluhu, sayyidul mursalin wa imamul mujahidin ath thohirin, shollallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa shohbihia ajma'in.

Uhayyikum tahiyyatan islamiyyah, Assalamualaikum warohmatullah wa barakatuh...

Kami, pimpinan pondok, kami bertiga menyampaikan selamat datang pada semua saja yang hadir pada malam panggung gembira ini. Dengan harapan, mudah mudahan apa yang kita lihat ini, apa yang kita saksikan dan akan dipertontonkan oleh anak anak ini bisa berkenan, mudah mudahan bapak bapak bisa mengambil betapa pondok modern Darussalam Gontor sudah melangkah, berjalan menuju sembilan puluh tahun.



Ditempat ini, hari hari semacam ini, pekan pekan seperti ini, bulan bulan september semacam ini,  delapan sembilan tahun yang lalu sudah ada panggung gembira.

Delapan puluh sembilan tahun, naik turun, suka duka, dikatakan gila padahal tidak gila, dikatakan apa padahal bukan apa apa tetapi tetap menyampaikan apa apa.

Delapan puluh tahun, delapan puluh tahun menembus sembilan puluh tahun, adalah hasil daripada jerih payah tujuh puluh tahun ke delapan puluh tahun. Tujuh ouluh tahun ke delapan puluh tahun adalah hasil jerih payah dari enam puluh tahun sampai tujuh puluh tahun, demikian selanjutnya.

Maka, disinilah dulu 89 tahun yang lalu, embrio daripada berdirinya Darussalam Gontor di Gontor Ponorogo.

Maka supaya mengerti, bahwasannya pondok ini berdiri dengan berdirinya panggung gembira. Dengan tunil, dengan olahraga, dengan kepanduan, dengan baris berbaris, dengan terompet, dengan dagelan, dengan segala macam bahkan dengan petasan petasan untuk memanggil orang orang yang ada di sekitar gontor sehingga berdirilah sampai sekarang ini universitas Darussalam.

"Tidak ada Universitas darussalam kalau tidak ada pondok modern darussalam, tdk ada pondok modern darussalam kalau tidak ada pendirinya, tidak ada pendirinya kalau tidak ada kebersamaan"

Inilah, inilah yang harus kita tekankan kedalam diri kita bahwasannya pondok ini bukan berdiri diatas proposal, bukan berdiri diatas sumbangan, bukan berdiri diatas gontok gontok an, bukan berdiri diatas kesenangan, tetapi disini berdiri diatas molimo yang berkuasa. Tetapi alhamdulillah, dengan perjuangan, dengan kerukunan para pendiri, trimurti pemuda ahmad sahal, pemuda zainuddin fanani, pemuda Imam Zarkasyi berdiri Gontor, Darussalam.

Maka anak anak kita ini in sya Allah generasi yang ketiga, kami bertiga in sya Allah generasi yang kedua, wallahu a'lam sampai tahun berapa, karena sakit tanpa tanda tanda, tanpa kulo nuwun dan ajal juga tidak pakai minta izin. Maka kami sampaikan pada generasi yang akan datang, hidupkanlah nilai nilai pondok. Jangan lupa ! Gontor mendidik bangsa, mendidik bangsa, menegakkan dan terus mendidik, mendidik dan membangun peradaban dunia, lillahi ta'ala"

Aqulu qouli hazda wastaghfirullah li wa lakum wa li saairina min kulli dzamb. Fastaghfiruhu innahu huwal ghofururrohim...

"Kalau baik disyukuri, kalau kurang baik diperbaiki"

Selanjutnya kita mohon, bapak KH. Abdullah Syukri Zarkasyi. MA untuk membuka ini dengan memencet tombol, menekan tombol tanda dibukanya acara panggung gembira. Monggo...

KH. Abdullah syukri Zarkasyi ; Allahu Akbar !

KH. Hasan Abdullah Sahal langsung menyahut ; Allahu Akbar dengan takbir yang lantang !!!

KH. Abdullah Syukri ; Allahu Akbar !

KH. Hasan Abdullah Sahal ; Allahu Akbar ! Walillahil hamd.


#Gontor mengislamkan nusantara, bukan menusantarakan Islam

Related Posts

Transkrip sambutan ayahanda KH. Hasan Abdullah Sahal PG 690
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.